March 20, 2014

Divergent - Another Wonderwoman In a Battlefield (2014)


Bukan merupakan hal asing lagi sebuah novel best-seller diangkat menjadi sebuah film. Apalagi untuk studio-studio seperti WarnerBros., Summit dan Lionsgate. Kesuksesan novel Harry Potter karangan J.K. Rowlings yang diangkat menjadi film merupakan suatu gebrakan besar dan memberikan sedikit ide baru kepada studio-studio film di Hollywood untuk memproduksi novel-novel serial untuk diangkat menjadi sebuah film dengan harapan meraup keuntungan luar biasa dari film tersebut.

Lagi, setelah sukses besar dengan Twilight dan juga The Hunger Games, mengingat Summit telah dibeli oleh Lionsgate dan menjadikan Summit sebagai A Lionsgate Company, membuat studio film Hollywood yang satu ini kelihatan seperti haus akan pendapatan box office movie dari film yang ditujukan bagi kalangan young-adult. Mereka mengangkat Divergent, disutradarai oleh Neil Burger dengan budget $85 million.

Divergent menceritakan tentang seorang "Perempuan" bernama Beatrice (Shailene Woodley) yang lahir dalam fraksi Abnegation  yang mempunyai cita-cita menjadi seorang Dauntless sejak ia kecil. Setelah beranjak dewasa, Beatrice diharuskan memilih Fraksi, setelah menghadapi test, akhirnya Ia mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Divergent dan ia siap akan perubahan.

Selama beberapa tahun belakangan, semakin banyak novel-novel best seller yang diangkat menjadi film, dan tentunya, ada yang berhasil dari segi kritik maupun laba, dan adapula yang tidak. Divergent,   pertama-tama sekali saya belum sama sekali membaca bukunya. Jadi review ini hanya sebatas dari sisi film saja. Sebagai film yang ditujukan bagi kalangan remaja, Divergent merupakan novel best-seller yang bagus setelah diangkat menjadi film, salah satunya, actually. Premise yang dihadirkan oleh Neil Burger, cukup memuaskan, dan juga Mr. Burger membuat jalan cerita untuk film ini rapi dan, well.. mungkin karena saya tidak membaca bukunya, mungkin Neil telah membangun jalan cerita yang setelah diringkas dari buku tidak terlalu berbelit-belit dan mudah untuk dimengerti bagi siapapun yang tidak membaca bukunya, ditambah lagi dengan peran yang baik dari Shailene Woodley.

Pengembangan karakter yang baik, merupakan suatu nilai plus bagi film ini. Theo James yang berperan sebagai Four dan Shailene Woodley sukses menjadikan film Divergent dengan film bertema Romance, Action, Sci-Fi yang menarik, loveable, dan agak sama dengan The Hunger Games. Setidaknya, untuk tiap karakternya Neil berhasil mengembangkannya, tapi bukan untuk "spesialisasinya", Neil secara baik menceritakan kehidupan Beatrice dengan lingkungan barunya, dan teman-temannya, tapi tidak untuk spesialisasi seorang Beatrice. Setidaknya, bukan tidak ada tapi tidak cukup. Neil tidak menjabarkan begitu jelas apa itu Divergent, well.. setidaknya ini merujuk ke buku, tetapi Neil sepertinya tidak ingin keluar dari comfort zonenya. Sekali lagi, saya tidak membaca bukunya. Tapi, kesampingkan itu semua sebentar, karena saya terbuai dengan keindahan cinematographynya yang lumayan bagus, at the skyview at noon and night, perhaps? Kemudian, buku ini tidak jauh berbeda dengan kerabat dekatnya. Tema girlpower melawan kekuasaan politik dan merubahnya, dan dibuat menjadi Franchise.

Disatu sisi, ada sedikit rasa yang tidak dapat memenuhkan rasa puas saya akan film ini. Film Divergent kali ini dibuat terlalu simple. Terlalu familiar, walaupun mengusungkan jalan cerita yang berbeda, tetapi tetap saja, di beberapa point ceritanya hampir mirip. Seperti mencomot jalan cerita sana-sini dan kemudian menambahkan dengan elementnya sendiri. Untung saja ini bukan romance-fantasy lagi. Seperti biasanya film-film yang diangkat dari novel best-seller, akhir merupakan suatu hal yang dibuat untuk menghubungkan ke sequel film berikutnya, dan akhir merupakan daya tarik akan dibuatnya sequel yang membuat penonton penasaran, tapi saya tidak mendapatkannya di Divergent. Film ini berasa telah berakhir di film pertamanya dan tidak perlu dibuat sequelnya lagi.

Well, overall, sebuah novel best-seller seperti Divergent adalah salah satu novel yang berhasil diangkat ke layar lebar tahun ini. Meskipun agak familiar dengan kerabat dekatnya, mungkin bisa dikatakan hampir mirip, tapi tetap saja film ini merupakan suatu film yang patut untuk ditonton dan ditunggu sequelnya. Dan, saya masih tidak percaya, why the hell did the critics give it #Rotten at Rottentomatoes?

3 / 5 - #Divergent

No comments: